Laman

Rabu, 10 Maret 2010

Pimpinan Tertinggi Pengemis Terendus, Raup " Rp39 Juta Per Bulan

SAMARINDA. Wajar jika selama ini keberadaan pengemis kian marak dan tak kunjung tuntas diselesaikan. Diduga kuat, ada mata rantai yang tak hanya melibatkan koordinator pengemis saja yang membuat para pelakunya begitu kuat. Tapi ada juga oknum Satpol PP dan Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkessos) Kota Samarinda yang ikut bermain di dalamnya.

Dari informasi yang diperoleh media ini menyebutkan, ada ratusan pengemis beroperasi di Kota Samarinda. Mereka mencari uang di sejumlah tempat keramaian seperti persimpangan jalan, masjid, pasar dan rumah ke rumah. Mereka bekerja dari pagi hingga sore hari, bahkan malam hari.

Penghasilan mereka sehari rata-rata Rp100 ribu hingga Rp250 ribu. Dari penghasilan itu, mereka harus menyetor dengan pembagian 70 persen untuk koordinatornya dan 30 persen untuk mereka. Makanya ada saja pengemis yang ngotot mencari uang hingga tengah malam dan biasanya mudah ditemui di depan sejumlah tempat hiburan malam (THM) menunggu para pengunjungnya pulang.

Sementara para koordinatornya bertugas sebagai manajernya karena telah menyediakan tempat tinggal dan juga bertanggungjawab atas keamanan mereka selama berada di Kota Samarinda.

Usut diusut, ternyata para manajer itu ternyata juga memiliki atasan. Sebut saja general manager (GM). Pimpinan tertinggi ini, rupanya hanya seorang saja di Kota Samarinda. Ia yang memberikan keamanan kepada para koordinator pengemis agar tidak ditangkap oleh aparat penegak perda yakni Satpol PP Kota Samarinda.

GM itu memberikan syarat, para koordinator harus menyetorkan secara rutin kepadanya setiap bulan Rp150 ribu untuk setiap pengemis. Harga ini baru saja naik. Mulanya hanya Rp100 ribu yang berlaku sudah lebih 5 tahun lalu.

Hitung saja, jika mengambil data Satpol PP bahwa jumlah pengemis di kota ini ada 260 orang, maka total setoran yang diterima GM itu mencapai Rp39 juta per bulan. Bagaimana bisa Si GM memberikan jaminan agar tidak dirazia Satpol PP ?

Ternyata, ia telah menjalin perjanjian dengan seseorang yang kini masih memegang jabatan penting di Satpol PP Kota Samarinda. Oknum aparat ini menjanjikan bagi para koordinator pengemis yang telah membayar kepadanya, maka anggotanya di lapangan akan terlepas dari razia. Karena akan selalu diberikan informasi kalau ada operasi. Namun belum diketahui berapa besaran yang diberikan General Manager kepada Satpol PP itu.

Informasi ini pun dibenarkan salah seorang mantan koordinator pengemis berinisial At. Ia membeberkan, kalau orang yang menjadi General Manager pengemis di Samarinda itu berinisial Ai. Ia disebut-sebut juga beraktivitas di Lokalisasi Solong Durian, Samarinda Utara sebagai mucikari. Karena punya jaminan, Ai kerap menyuruh para koordinator pengemis untuk membawa anggotanya sebanyak-banyaknya ke Kota Samarinda.

"Saya pernah kerja dengan dia (Ai, Red) pada 2004 lalu. Jadi kalau mau tidak kena razia, maka harus menyetor setiap bulan kepadanya Rp100 ribu per orang. Tapi sekarang naik menjadi Rp150 ribu per orang," ujarnya.

Ia menjelaskan dalam aksi itu, Ai hanya bekerja sama dengan oknum Satpol PP Kota Samarinda berinisial Hs. Setoran yang telah dipegang Ai akan diambil oleh Hs setiap sebulan sekali di rumah Ai.

"Tapi kami tidak tahu kepada siapa lagi dia (Hs, Red) menyetorkan uang itu. Tahunya orang Satpol PP itu cuma Hs saja," terangnya.

Dari kerja sama itu, ia menilai sebenarnya oknum Satpol PP tersebut telah dikerjai Ai. "Karena dari penerimaan uang setoran para koordinator pengemis, paling banyak dipegangnya dibandingkan Hs selaku aparat yang menertibkan," ungkapnya.

Terkait oknum aparat yang terlibat dalam pungutan itu ternyata telah diketahui juga oleh Kepala Satpol PP Kota Samarinda Drs HA Rijani SH Msi. Ia mengaku informasi itu pun telah didengar Walikota Samarinda Drs H Achmad Amins MM dan Wakil Walikota H Syaharie Jaang SH Msi.

"Tapi kami harus memastikan dulu keabsahan informasi ini. Jika benar, maka jelas pemeriksaan pun akan diberikan kepada oknum ini," tegasnya.

Rijani menerangkan, dalam aksi itu diduga kuat tidak hanya dilakukan seorang oknum personel tetapi juga melibatkan beberapa oknum personel lainnya. Bahkan, bukan hanya dari institusinya saja, tapi disebutkan juga ada keterlibatan pegawai dari instansi yang terkait dalam penanganan pengemis, yakni Dinkessos Kota Samarinda.

"Kasus ini pun sudah kami selidiki bahkan bersama Poltabes Samarinda," paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar